Mengenal Jenis Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Tantrum adalah kondisi saat anak mengeluarkan emosinya dengan beragam cara, antara lain menangis kencang, berguling-guling di lantai, sampai melempar barang. Secara umum, tantrum biasanya terjadi pada anak yang masih berusia 1-4 tahun karena ketidakmampuan anak dalam menjelaskan apa yang menjadi keinginannya.

Kondisi ini adalah hal yang wajar terjadi pada anak, sehingga orang tua tak perlu panik dan khawatir. Berikut beragam jenis tantrum pada anak yang perlu diketahui orang tua agar dapat mengatasinya secara tepat:

  1. Tantrum manipulatif

Tantrum manipulatif muncul saat keinginan anak tidak terpenuhi dengan baik. Anak akan tantrum dengan cara dibuat-buat untuk mendorong orang lain, khususnya orang tua, memenuhi keinginannya. Tidak semua anak tantrum ketika dihadapkan pada kondisi tersebut, tapi tantrum jenis ini seringkali terjadi karena anak mengalami penolakan atas apa yang diinginkannya.

  1. Tantrum frustasi

Tantrum jenis ini terjadi karena anak belum bisa mengekpresikan apa yang dirasakan dirinya dengan baik. Pemicu tantrum frustasi antara lain kelelahan, kelaparan, kegagalan dalam melakukan sesuatu, serta stres akibat tekanan lingkungan sekitar.

  1. Tantrum putus asa

Tantrum putus asa ditandai dengan anak yang cenderung diam, seperti kehilangan gairah dalam melakukan sesuatu, merasa tidak berdaya, dan putus asa. Hal ini biasanya terjadi karena ledakan emosi yang cukup tinggi akibat rasa ketakutan atau ketidaknyamanan yang cukup besar, namun anak tidak berani menyuarakannya.

Tantrum pada anak terkadang merepotkan dan membuat orang tua jengkel, tapi di sini letak peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang anak, khususnya dalam pembangunan karakternya. Hindari kekerasan dalam menangani anak tantrum, sebaliknya lakukan sejumlah cara komunikatif antara lain:

– Berikan pelukan untuk meredakan emosi anak.

– Tetap tenang dan temani anak saat tantrum agar tak merasa diabaikan.

– Alihkan perhatian anak dengan mengajak jalan-jalan atau memberi makanan favorit.

– Hindari hukuman fisik seperti memukul karena akan memberikan contoh buruk.

– Jika sudah mereda, ajak anak berkomunikasi untuk mengetahui penyebabnya.

Meskipun tantrum sebenarnya kondisi yang normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan. Namun Jika Anda telah melakukan sejumlah cara di atas saat anak anda mengalami tantrum, tapi tantrum anak tetap sering terjadi dan semakin parah maka para orangtua harus lebih waspada. Oleh sebab itu para orangtua perlu mengetahui tanda tantrum pada anak yang sudah melebihi batas. Berikut tandanya:

  1. Memiliki frekuensi mengamuk yang sering
  2. Mengamuk dalam waktu yang lama
  3. Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain
  4. Marah sampai melukai diri sendiri.

Tanda di atas bisa menjadi risiko gangguan emosional pada anak. Oleh sebab itu, jika sudah dirasa berlebihan Anda bisa berkonsultasi pada dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan tepat sesuai jenis dan penyebab tantrum. [Lilis Nurhasanah, S.Pd.]

Leave a Comment

Scroll to Top