Memberikan Pendidikan Secara Islami Kepada Anak

Memberikan Pendidikan Secara Islami Kepada Anak

Memiliki anak yang shalih shalihah dan hebat adalah harapan setiap orang tua, namun harapan ini bisa jadi hanya menjadi sebuah angan-angan jika kita tidak melakukan ikhtiar yang maksimal untuk mewujudkannya. Beberapa hadits Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang mendidik anak cukup penting untuk kita cermati agar dapat kita jadikan bekal dan landasan dalam mendidik anak-anak kita.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim disebutkan bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.”

Pendidikan merupakan pondasi utama yang harus dimiliki setiap anak. Karena dengan pendidikan anak mampu belajar, memahami, mengamalkan, dan menambah wawasan terhadap kehidupannya. Pendidikan pula yang akan menjadi bekal untuk si anak agar kehidupannya terarah dan tertuju mau jadi apa di kemudian hari.

Anak merupakan anugerah sekaligus amanah yang diberikan kepada orang tua sebagai bukti rasa sayangnya Allah kepada orang tua. Karenanya ia harus dibekali dangan keimanan yang kuat dan aturan yang tegas dalam menjalani kehidupan. Begitu pun bagi pendidik, anak adalah amanah yang harus dididik agar kelak ia dapat menjalani kehidupannya dengan bekal pengetahuan dan pengajaran dari sang pendidik. Pada umumnya, orang tua atau pendidik hanya menjadikan buku-buku psikologi pendidikan sebagai referensi dalam mendidik anak-anaknya. Cukup jarang di antara mereka yang menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan dalam menerapkan pendidikan padahal Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alalmiin mempunyai metode dan cara yang spesifik untuk memperbaiki dan mendidik anak. Cara pendidikannya pun tentu disesuaikan dengan tingkatan umur dan kematangan berpikir anak tersebut.

Pendidikan yang pertama diberikan adalah dengan kasih sayang dan nasehat. Kasih sayang mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak, antara lain: dapat meningkatkan kerja otak, menimbulkan semangat, adanya kedekatan psikis antara orang tua dan anak, membuat anak lebih terbuka dan percaya diri. Jika orang tua atau pendidik ingin menyuruh anak melakukan kewajibannya maka gunakan kalimat positif dengan intonasi lembut. Jangan sampai memarahi atau membentak anak dengan suara keras. Pendidikan dengan kasih sayang dan nasehat akan menjadikan seorang anak lembut dan santun dalam berbicara dan bersikap di kemudian hari.

Pendidikan dengan kasih sayang dan nasehat ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 17: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

Kemudian dikisahkan seorang sahabat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, dari Umar bin Abu Salamah r.a bahwasanya dia berkata: Ketika masih kecil, aku pernah berada di bawah pengawasan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan tanganku bergerak mengulur ke arah makanan yang ada dalam piring. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku, “Nak, sebutkanlah nama Allah (bismillah), makanlah dengan tangan kananmu, makanlah yang terdekat darimu.”

Selanjutnya pendidikan dalam bentuk pemukulan dengan tanpa melukai. Pemukulan pun dilakukan bukan pada area anggota tubuh yang dapat merusak fungsi tubuh dan sistem syaraf. Pendidikan dengan pemukulan ini diperkenankan jika cara-cara sebelumnya tidak menimbulkan efek jera bagi si anak. Pendidikan seperti ini hanya boleh dilakukan bagi anak yang akan memasuki usia akil balig, dimana dia sudah mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Adapun ranah pendidikan yang ditekankan disini adalah yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban dirinya sebagai seorang muslim dan kewajiban dirinya sebagai seorang individu.

Untuk proses pendidikan yang satu ini tentu menuai pro dan kontra terutama dari kalangan masyarakat pemerhati pendidikan, tetapi inilah cara yang diajarkan Islam melalui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al-Hakim dalam hadits berikut: Dari Amr bin Syu’aib dai bapaknya dari kakeknya, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat apabila mereka telah berusia tujuh tahun, dan apabila mereka telah berusia 10 tahun, maka pukullah mereka (apabila tetap tidak mau melaksanakan sholat) dan pisahkan tempat tidur mereka.”

Berbekal hadits tentang mendidik anak di atas, cara mendidik anak menurut Islam pada dasarnya mudah dan memudahkan. Namun saat melaksanakannya tentu ada masalah yang tidak mudah dilalui dan butuh kesabaran dan pola asuh yang tepat.

Dalam Islam, mendidik anak menjadi anak yang shalih tidak hanya untuk kebaikan anak kelak, tapi juga untuk kebaikan orang tua dan orang lain di sekitarnya. Jadi saat mengajarkan keislaman, orang tua memberikan bekal dunia dan akhirat untuk Si Kecil.

Hal ini sesuai dengan keterangan seperti yang diriwayatkan Abi Dawud: “Ketika seseorang meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah; ilmu yang bermanfaat; anak shalih yang berdo’a untuknya.”

Dirangkum dari berbagai sumber, ada cara mendidik anak menurut Islam yang bisa dipraktikkan. Apa saja?

  1. Lembut Mengajarkan Shalat

Bacaan dan gerakan shalat mungkin akan sulit dipelajari oleh anak-anak. Namun, ada cara yang bisa dilakukan agar anak senang shalat. Misalnya, ajak anak untuk menunaikan shalat bersama dengan lemah lembut dan tidak memaksa.

Apabila diperlukan, ajarkan dan beri contoh melalui mainannya. Seperti boneka, dan mainan yang dibuat khusus untuk belajar shalat bagi anak agar Si Kecil merasa tertarik dan juga semangat saat diajak shalat oleh orang tuanya.

Manfaat mengajarkan shalat adalah anak akan mempelajari banyak hal. Seperti perbedaan posisi imam dan makmum, yakni soal kepemimpinan. Dan masih banyak hal lagi pelajaran yang akan diambil oleh anak, apabila orang tua memberikan penjelasan yang baik tentang makna dari shalat.

  1. Ceritakan Kisah Inspiratif

Sebagai orang yang sudah dewasa, orang tua pasti lebih banyak pengalaman yang menginspirasi. Orang tua bisa menceritakan berbagai pengalaman yang mengesankan, inspirasi dari Al-Qur’an atau kisah lain yang inspiratif seperti kisah para nabi.

Saat bercerita kepada anak berarti orangtua juga harus memperluas wawasan dengan membaca. Orang tua dapat membaca buku-buku inspiratif tentang ajaran Islam, atau judul buku anak islami lainnya. Jadi bukan hanya anak yang aktif, tapi orang tua juga berkembang bersama Si Kecil.

Bercerita kepada anak tentang cerita-cerita hebat yang inspiratif juga bisa menjadi cara mudah dan menyenangkan untuk mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam. Ada banyak sekali kisah Islami yang bisa dipilih, tinggal orang tua yang mencari cara agar cerita itu menarik untuk anak.

  1. Mengenalkan Tokoh-Tokoh Islam

Orang tua bisa mengenalkan tokoh-tokoh Islam, penemu-penemu Islam, dan juga pahlawan-pahlawan Islam yang bisa menjadi contoh dan sumber informasi bagi anak. Tidak hanya ditayangkan di TV saja, pada channel Youtube-pun banyak tokoh-tokoh Islam yang ramah anak.

Jadi selain anak memiliki tokoh idola sendiri, tapi juga bisa memiliki tokoh favorit Islami sendiri. Sehingga anak akan terpacu untuk bisa menjadi tokoh tersebut, misalnya dengan cerita heroik dari Muhammad Al Fatih yang memiliki prestasi yang hebat saat usia muda.

  1. Mulai dari Diri Orang Tua

Anak-anak akan lebih percaya pada apa yang dilakukan dan diucapkan oleh orangtua. Dan, cara mendidik anak menurut ajaran Islam yang baik adalah dengan memperkuat iman orang tua agar anak tumbuh menjadi pribadi yang beriman.

Anak-anak akan mencontoh apa yang dilakukan dan ucapkan. Oleh sebab itu, sebagai orangtua harus berhati-hati dalam berucap dan bertingkah laku, sebab bisa saja ditiru oleh anak. Berikan contoh berprilaku yang terbaik untuk anak.

Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan tiga hal kepada orang tua untuk mendidik seorang anak sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib r.a.: “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal:  mencintai Nabimu, mencintai ahlul baitnya dan membaca Al-Qur’an. Sebab, orang yang mengamalkan Al-Qur’an nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.

Demikian, bagaimana Islam menjadikan sesuatu hal atas dasar permasalahan yang kecil sekalipun agar semua yang kita hadapi itu menjadi mudah atas kehendak Allah SWT. Sebab seorang anak adalah aset yang sangat berharga bagi setiap orang tua terlebih kesholehannya akan membawa orang tua kepada kenikmatan yang haqiqi, surga-Nya ataupun sebaliknya karena kenakalannya, bisa membawa kepada kebinasaan yaitu nerakanya Allah Ta’ala.

Maka, jadikan Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai landasan dan pedoman dalam mendidik anak-anak kita agar selamat dunia dan akhirat serta menjadi syafa’at di yaumil hisab nanti[Asyraf Fakhri Amrullah/ Guru Tahfizh kelas 4A SDIT Mukmin Kreatif]

Leave a Reply